Laman Utama / Daerah Batik – Peta Interaktif / Gorontalo
informasi daerah
Jelajah Batik di Gorontalo – Sulawesi
Batik khas Gorontalo dikenal dengan aksen sulaman Karawo diatas motif Batik tulis (photo: Kompas)
Sulaman Karawo pada syal (foto: Satu Harapan)
Bentul mahkota tradisional Gorontalo menjadi salah satu inspirasi desain sulam Karawo dan motif Batik (foto: @Berbol)
Kebangkitan Kembali Tradisi yang Hilang
Batik Gorontalo dibuat dari hasil akulturasi antara batik dan sulaman karawo. Sejak abad ke-16, masyarakat Gorontalo mengembangkan warisan tekstilnya sendiri yaitu, sulaman Karawo. Selama era kolonial (abad 17-19), banyak tradisi dihapuskan oleh kolonial. Komunitas perempuan yang melarikan diri dari invasi dan tinggal di hutan mampu melestarikan tradisi dan mewariskannya dari generasi ke generasi. Baru-baru ini, berkat pertukaran pengetahuan dari produsen dan seniman Batik Jawa, masyarakat Gorontalo mengembangkan motif batik mereka sendiri berdasarkan pola Karawo sendiri.
Nilai Sosial Budaya Warisan Tekstil di Gorontalo<br />
Motif Batik Gorontalo terinspirasi oleh kehidupan agraris rakyatnya. Komoditas utama masyarakat, yaitu Jagung dan Ikan, dijadikan ciri khas Batik Gorontalo. Batik Gorontalo mulai dikenal pada pertengahan 2010. Arfa Hamid mulai memperkenalkannya dengan menggabungkan kain batik dengan bordir karawo, khas Gorontalo. Batik Gorontalo yang terlihat indah dan elegan kemudian menyebar ke luar daerah dan menjadi identitas masyarakat Gorontalo. Pakaian tradisional Gorontalo memiliki nilai filosofis yang melekat berdasarkan setiap warna, yaitu:
- Merah melambangkan rasa keberanian dan tanggung jawab
- Hijau melambangkan kemakmuran, kesuburan, dan kedamaian
- Kuning emas melambangkan kesetiaan dan kejujuran,
- Ungu melambangkan otoritas.
Motif Batik di Gorontalo
Kampung Batik di Gorontalo
workshop batik
Desa Batik adalah daerah di mana para produsen batik sebagian besar tinggal, membuka lokakarya, serta memamerkan produk-produk batik mereka. Anda dapat membeli tekstil batik dari pengrajin langsung dan berpartisipasi dalam proses pembuatan batik di situs tersebut.
GorontAlo
Video Visualisasi
dalam 1 Menit
Produksi Tekstil Sulam Karawo di Gorontalo
Peragaan Adibusana Batik Sulam Karawo di Gorontalo
Lembah Tropis yang Menakjubkan
GorontAlo
Desa Budaya Bubohu merupakan desa kuno bersejarah di Gorontalo yang tetap terjaga selama berabad-abad (foto: Dynamo Media Network)
Tentang Gorontalo
Kota Gorontalo adalah salah satu kota tua di Sulawesi selain Kota Makassar, Pare-pare dan Manado. Kota ini adalah pusat pendidikan dan perdagangan berkat lokasinya yang strategis di dekat Teluk Tomini dan Laut Sulawesi pada zaman dahulu. Provinsi Gorontalo kaya akan kekayaan budaya. Ada 30 entri tradisi budaya Gorontalo yang telah dinyatakan sebagai warisan budaya takbenda nasional Indonesia. Beberapa seni tradisional adalah tarian Dana-Dana, rumah tradisional Dulohupa, dan pakaian tradisional Gorontalo.
Fakta Tentang Gorontalo
Provinsi Gorontalo terletak di Pulau Sulawesi. Ibukota provinsi Gorontalo adalah kota Gorontalo. Provinsi ini berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah di Barat dan Provinsi Sulawesi Utara di Timur, Laut Sulawesi di utara, dan Teluk Tomini di selatan. Luas keseluruhan Provinsi Gorontalo adalah 12.435 km2 dengan populasi 1.133.237 orang (2016). Mayoritas populasi adalah Muslim (97,38%) dan Kristen-Protestan (1,94%).
Bukit Layang adalah lanskap alam ikonik di Gorontalo, yang juga berfungsi sebagai situs wisata berkemah (Photo: @explore_gorontalo).
Sorotan Budaya
Provinsi Gorontalo dihuni oleh 5 etnis yang bersatu dalam sistem keluarga, yang disebut Pohala’a. Setiap etnis juga membentuk kerajaan kecil yang didirikan pada abad ke-16. Diantaranya adalah Pohala’a Gorontalo, Pohala’a Suwawa, Pohala’a Limboto, Pohala’a Bol Bolango, dan Pohala’a Atinggola. Gorontalo pada waktu itu menjadi salah satu pusat penyebaran Islam di Indonesia Timur, yaitu Ternate dan Bone.
Salah satu warisan budaya takbenda yang dilestarikan oleh masyarakat setempat adalah Tari Tradisional Saronde. Tarian tradisi ini ditampilkan dalam ritual sakral dan upacara lokal (photo: Kamera Budaya).