Kawung Mataram
Motif Kawung diciptakan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Kerajaan Mataram (1593-1645) sebagai hadiah bagi putranya ketika ia turun tahta dan menobatkan putranya tersebut. Motif ini mengandung nilai-nilai filsafat yang mendalam: ia melambangkan manifestasi Empat Daya Utama di alam semesta (angin, air, api, dan tanah). Ia juga merupakan pengingat halus bahwa seorang pemimpin harus menguasai empat kemampuan berkomunikasi: kemampuan untuk berkomunikasi dengan Tuhan, berkomunikasi secara internal dengan diri sendiri, berkomunikasi dengan sesame manusia, dan berkomunikasi dengan alam. Motif Kawung mengandung harapan agar sang penggunanya tumbuh menjadi manusia yang hebat dan berguna di masyarakat.
Motif Kawung diciptakan oleh Sultan Agung Hanyokrokusumo dari Kerajaan Mataram (1593-1645) sebagai hadiah bagi putranya ketika ia turun tahta dan menobatkan putranya tersebut. Motif ini mengandung nilai-nilai filsafat yang mendalam: ia melambangkan manifestasi Empat Daya Utama di alam semesta (angin, air, api, dan tanah). Ia juga merupakan pengingat halus bahwa seorang pemimpin harus menguasai empat kemampuan berkomunikasi: kemampuan untuk berkomunikasi dengan Tuhan, berkomunikasi secara internal dengan diri sendiri, berkomunikasi dengan sesame manusia, dan berkomunikasi dengan alam. Motif Kawung mengandung harapan agar sang penggunanya tumbuh menjadi manusia yang hebat dan berguna di masyarakat.