Jelajah Batik di Papua

Salah satu sentra produksi Batik di Jayapura, Papua (foto: Yohanna/Cepos)

Variasi motif Batik motif di Papua (foto: Rahmah Dewi/Kompasiana)

Fumeripits, instrumen musik tradisional suku Asmat sebagai salah satu inspirasi motif Batik di Papua (foto: Wikipedia)

Kanvas Alam Papua

Potensi alami bersama dengan kekayaan budaya Papua tidak berhenti menarik perhatian orang. Peluang ini bisa menjadi peluang mengemas “Papua” dalam batik. Batik Papua adalah upaya untuk menggambarkan varietas budaya Papua, serta kearifan lokal dan simbol suku.

Nilai Sosial Budaya Batik di Papua

Motif batik Papua cenderung mewakili pemandangan alamnya. Beberapa motif seperti motif burung Cendrawasih, motif Asmat (lambang patung kayu dari suku Asmat), atau motif Tifa (alat musik tradisional dari Papua) mendominasi motif batik Papua. Sementara motif Surga dan motif Asmat adalah motif Batik khas yang mewakili identitas Papua, motif Tifa Honai mengacu pada makna filosofis tertentu. Motif ini berarti rumah yang penuh dengan kebahagiaan.

Sejarah Batik di Papua

Batik Papua pertama kali dikembangkan pada tahun 1985 berkat bantuan keuangan dari Komisi Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) untuk mengembangkan budaya Indonesia Timur. Namun, masyarakat Papua tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang pembuatan batik seperti yang dilakukan orang Jawa, tetapi, saat ini, galeri batik Papua mulai tumbuh seiring dengan meningkatnya jumlah pengrajin batik lokal.

Motif Batik di Papua

lihat artinya

Kampung Batik di Papua

workshop batik

Desa Batik adalah daerah di mana para produsen batik sebagian besar tinggal, membuka lokakarya, serta memamerkan produk-produk batik mereka. Anda dapat membeli tekstil batik dari pengrajin langsung dan berpartisipasi dalam proses pembuatan batik di situs tersebut.

kunjungi

PapuA

Video Visualisasi

dalam 1 Menit

Produksi Batik di Papua

Kerajinan Noken di Papua

Kecantikan Surga Alam

PapuA

Danau Sentani (foto: Aneka Wisata)

Tentang Papua

Papua adalah provinsi yang terletak di bagian timur Indonesia dan berbatasan dengan negara Papua Nugini. Provinsi ini sebelumnya dikenal sebagai Irian Jaya, sebuah nama yang tetap digunakan secara resmi hingga tahun 2002. Nama provinsi diubah menjadi Papua menurut Undang-Undang No. 21/2001 Otonomi Khusus untuk Papua. Bersama-sama dengan Batik Indonesia, tradisi pembuatan tas Noken multifungsi Papua Noken telah ditorehkan dalam daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO pada tahun 2012.

Fakta Tentang Papua

Provinsi Papua memiliki luas 420.540 km dengan jumlah penduduk 2.833.381 orang. Provinsi Papua adalah provinsi dengan jumlah penduduk muda yang signifikan, yang mewakili 38 persen dari total penduduk Papua. Secara geografis, Provinsi Papua berbatasan dengan Samudra Pasifik (Utara), Laut Arafura (Selatan), Provinsi Papua Barat (Barat) dan Papua Nugini (Timur). Sekitar 83% populasi menganut agama Kristen.
Salah satu situs alam ikonik yang terkenal di Papua adalah Gunung Jaya Wijaya (4.884 mdpl), yang terletak di Kabupaten Yahukimo, Papua. Ini adalah gunung tertinggi di Indonesia yang memiliki salju abadi di wilayah Oseanik (foto: Pesona Indo).

Sorotan Budaya

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, Provinsi Papua memiliki 255 suku asli. Beberapa suku di Papua adalah seperti Ansus Amungme Asmat Ayamaru, mendiami wilayah Sorong; Bauzi, Biak, Dani; Suku-suku Empur yang mendiami wilayah Kebar dan Amberbaken; Suku Hatam yang mendiami wilayah Ransiki dan Oransbari; Suku Iha, komoro, dan Mee yang mendiami daerah pegunungan Paniai; Suku Meyakh di Manokwari; Moskona yang tinggal di daerah Merderi; Suku Sentani yang mendiami sekitar Danau Sentani; Suku Souk yang mendiami daerah Anggi dan Manyambouw; dan suku-suku lain seperti Waropen, Wamesa, Muyu, Tobati, Enggros, Korowai, dan Fuyu.
Warisan budaya takbenda lainnya yang dilestarikan oleh masyarakat setempat adalah Tarian Tradisional Sentani. Tarian tradisional ini ditampilkan selama Festival Danau Sentani dan upacara setempat (foto: Kokada/industry.co.id).